KisahPara Rasul 9:32-43. 9:32 Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus x yang di Lida. 9:33 Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. 9:34 Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Bahankotbah minggu ini dari Kisah Para Rasul 9:36-43 yang menceritakan kepada kita tentang seorang tokoh perempuan yang percaya kepada Tuhan serta hidup penuh kasih dan mau memberi bagi sesama manusia. Tokoh itu adalah Tabita, ia tinggal di Yope. Nama Tabita, dalam Bahasa Yunani disebut Dorkas. Yangsaya heran dari pembacaan Alkitab kita hari ini, Kisah Para Rasul 9:36-43, adalah ayat 36b Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Disebut di sana "banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah". Saya heran karena saya bertanya-tanya emangnya ibu ini gak pernah berkonflik kah dengan orang-orang yang ada di Fast Money. Bacaan Firman Tuhan Kisah Para Rasul 9 36-43 Kuasa Tuhan Yang Menghidupkan Ayat 36 "Yope" Sekarang kota ini dikenal sebagai Jaffa Yafo. Itu adalah pelabuhan kuno untuk Yerusalem. Sekarang ini adalah bagian dari kota modern Tel Aviv-Yafo. "Murid" Istilah "murid" digunakan cukup sering di dalam Kisah Para Rasul. Secara harafiah berarti "pelajar" tetapi digunakan dalam pengertian orang percaya. Tabita Yun. Dorkas yang tinggal di Yope dikenal sebagai seorang perempuan yang banyak sekali berbuat baik dan bersedekah. Kebaikannya itu disaksikan oleh janda-janda yang merasakan kebaikan Tabita, sambil menangis mereka membawa pakaian yang dibuatnya untuk mereka. Sebagai seorang murid yang telah mengimani Yesus, Tabita menunjukkan imannya dengan kasih yang nyata kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Dia menggunakan talenta yang dimilikinya menjadi saluran kasih dan berkat kepada orang yang berkekurangan. Ayat 37 Memandikan mayat adalah cara khas Yahudi untuk persiapan penguburan. Di Yerusalem mayat harus dikubur pada hari yang sama saat ia meninggal, tetapi di luar Yerusalem, pemakaman bisa tertunda selama tiga hari. Lihat Topik Khusus di Kis 56. Ayat 38-41 Lida, di mana Petrus berada waktu itu, terletak dekat dengan Yope, dan murid-murid di Yope sudah mendengar bahwa Petrus ada di sana, dan bahwa ia sudah membangunkan Eneas dari tempat tidur pesakitannya. Oleh sebab itu, mereka menyuruh dua orang kepadanya, untuk membuat pesan itu tampak lebih sungguh-sungguh dan lebih hormat, dengan permintaan “Segeralah datang ke tempat kami,” Ketika Petrus membangkitkan Tabita mengingatkan kita dengan yang dilakukan oleh Yesus membangkitkan Lazarus maupun anak perempuan Yairus. "Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar" Secara harfiah adalah "mengusir mereka". Hal yang sama yang Yesus lakukan dalam Mrk. 540. Bahkan, ada kemiripan besar antara mujizat-mujizat yang dilakukan Petrus dan mukjizat yang dilakukan dalam hidup Yesus. Pelayanan Yesus adalah satu-satunya contoh bagi para Rasul itu. Pertanyaannya adalah, "Kenapa Petrus ingin semua dari mereka meninggalkan ruangan?" Yesus melakukan ini karena Dia tidak ingin dikenal sebagai penyembuh saja, sedang Injil belum sempurna. Tapi kenapa Petrus melakukan hal ini? Tampaknya mukjizat ini membuka pintu iman, sehingga tampaknya ia ingin sebanyak mungkin orang melihatnya. "Berlutut" Posisi doa yang biasa bagi orang Yahudi adalah berdiri dengan tangan dan mata diangkat ke surga. Namun, dalam Kitab Kisah Para Rasul, tercatat beberapa kali bahwa para murid berlutut untuk berdoa. Tujuannya adalah untuk penekanan lih. Kis 760; 2036; 215, seperti yang dilakukan Yesus di Taman Getsemani lih. Luk 2241. "Tabita, bangkitlah" Tampaknya ia berbicara dalam bahasa Aram. Yesus dan orang-orang Yahudi di Palestina pada abad pertama, semunyaa berbicara dalam bahasa Aram, bukan Ibrani. Hal ini berlaku pada zaman Ezra-Nehemia lih. Neh 84-8. Ayat 42-43 Melalui peristiwa itu banyak orang diinsafkan akan kebenaran Injil, bahwa Injil berasal dari sorga, dan bukan dari manusia, dan mereka percaya kepada Tuhan ay. Kis 942. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope. Peristiwa itu cepat menjadi bahan perbincangan semua orang, dan, karena Yope adalah kota pelabuhan, berita ini lebih cepat tersiar ke negeri-negeri lain. Petrus kemudian terdorong untuk terus tinggal selama beberapa waktu di kota ini. Karena mendapati bahwa pintu kesempatan terbuka bagi dia di sana, maka ia tinggal di situ selama beberapa hari. Ia tidak tinggal di rumah Tabita, meskipun Tabita orang kaya, tetapi ia menginap di rumah Simon, seorang penyamak kulit, seorang pedagang biasa, yang merupakan contoh dari sikap hatinya yang mau merendah. Renungan 1. Hidup dan mati kita ada dalam tangan Tuhan. Dari nas ini kita diingatkan bahwa Tuhan berkuasa atas hidup kita. Jika hingga saat ini kita masih hidup, maka hidup kita itu adalah kesempatan yang masih Tuhan berikan kepada. Sebagaimana yang tertulis di Roma 148 “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”. Demikianlah Tabita dalam nas ini, menjadi kesaksian bagi kita bahwa hidup dan matinya ada dalam tangan Tuhan. 2. Sebagaimana janji Tuhan Yesus yang akan menyertai murid-muridNya untuk dimampukan memberitakan Injil dengan tanda-tanda yang menyertainya Mrk. 1617-20. Hal ini nyata dalam pekabaran Injil yang dilakukan oleh Petrus, dengan kerendahan hati Petrus berdoa kepada Tuhan memohon pengasihanNya dan Tuhan membangkitkan Tabita dari kematian. Dari sini kita belajar bahwa Tuhan turut bekerja dalam pemberitaan Injil, Tuhan senantiasa menyertai para hambaNya untuk dapat mewartakan Injil. Jika kita benar-benar melakukan pekerjaan seturut dengan kehendak Tuhan dan kita mempersembahkan hidup untuk Tuhan maka kita percaya dan mengimani penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita, ada mujizat Tuhan yang selalu menyertai langkah hidup kita. 3. Kuasa Tuhan yang besar tidak hanya sebatas dapat membangkitkan Tabita dari kematian, namun kita memahami bahwa di balik dari kematiannya ternyata ada yang hendak ditunjukkan oleh Tuhan kepada kita tentang bagaimana kasih dan kebaikan Tabita selama hidupnya. Kualitas hidup seseorang tidak ditentukan dari oleh panjangnya umur, tetapi bagaimana seseorang itu memperlihatkan buah dari imannya yang menjadi kabar baik bagi banyak orang. Jika seandainya hari ini kita meninggal, cobalah kita merenungkan, kebaikan apakah yang dapat ditangisi orang lain atas kematian kita.

kisah para rasul 9 36 43